Thursday, January 27, 2011

Psikologi & Islam

By Ida Fitria

Psikologi dan Islam adalah suatu hal yang berbeda, namun jika dikaji lebih dalam maka akan kita temukan hubungan yang sangat erat antara keduanya. Hal ini hampir sama halnya jika kita akan menghubungkan psikologi dengan hukum (psikologi forensik), akan ada banyak pertentangan antar kedua. Salah satu permasalahan yang paling mendasar adalah hukum (baik hukum islam atau hukum pemerintahan, UUD, dsbg) merupakan sesuatu yang pasti sedangkan psikologi merupakan sesuatu yang sangat abstrak.

Berdasarkan pemahaman penulis tentang psikologi dan nilai keislaman maka terdapat dinamika yang sangat luar biasa dan sangat indah jika kita mampu mencari selah dan jalur antar keduanya.

Psikologi adalah limu yang selalu memberikan kesempatan untuk alasan dan sebab seseorang berperilaku dan mengkaji dinamikanya dengan sangat psikologis. Akan ada sejuta “pemakluman” dan “memahami” setiap keadaan sehingga tidak ada yang salah dan benar. Hal ini, sangat berbeda dengan hokum Islam yang telah mengatur beragam ketetapan yang tidak boleh dilanggar dengan alasan apapun. Secara teoritis dan definisinya, memang tidak akan ada korelasi yang positif antar keduanya. Namun, jika kita mengkaji dinamika kedua ranah ini secara mendalam maka akan ada hubungan yang sangat erat antar keduanya.

Dalam Islam dikenal dua jenis ibadah, “habblumminallah” dan ”hablumminannas” yaitu peribadahan kita secara vertical (dengan sang Khalik) dan ibadah secara horizontal (dengan sesama manusia dan makhluk Allah). Hal ini menunjukkan bahwa Islam sangat memprioritaskan pola hubungan antar manusia dengan mengharuskan umatnya terus menjalin dan menjaga hubungan baik antar sesama, salah satunya dalam bentuk silaturrahmi. Psikologi mengajarkan bagaimana manusia berperilaku dan memahami orang lain serta sangat menekankan pentingnya empaty. Hal ini sangat berkorelasi dengan ajaran Islam yang merupakan dasar ke-Islaman seseorang untuk mengabdi dan menunaikan kebajikan kepada sesama manusia. Ini merupakan bagian dasar dan utama salah satu jalan untuk mencari hubungan antara psikologi dan Islam.

Selain itu dalam materi ciri-ciri kesehatan mental yang menjadi dasar Ilmu psikologi mengatakan bahwa orang yang sehat adalah orang yang mampu :

-menerima diri apa adanya

-mengetahui potensi diri

-menerima keterbatasan diri

-menjaga dan menjalin interaksi sosial dengan baik

-optimis

-menilai sesuatu secara objektif

-positive thingking

Dalam Islam, hal utama yang sangat harus kita jaga adalah “hati”. Segala komponen kesehatan mental yang dimaksud adalah wujud lain dari “penghindaran penyakit hati” yang dimaksud dalam Islam. Islam mengajarkan bahwa manusia yang bersih hatinya akan dekat dengan Sang Khalik dan mustajabah doa’a. Penyakit hati yang dimaksud adalah iri, dengki, dendam, ujub, ria, dan takkabur.

Berikut korelasi antar keduanya :

Y Menerima diri apa adanya adalah salah satu sifat yang dianjurkan dalam Islam, disebut dengan “Qanaa’h”

Y Mengetahui potensi diri juga wujud dari penyadaran dan rasa syukur terhadap karunia Allah.

Y Menerima keterbatasan diri adalah salah satu cara kita menghindari diri dari perasaan “ria, ujub dan takkabur” dan merupakan bentuk keikhlasan yang dimaknai dalam “Takdir atau Qadha dan Qadar”

Y Menjaga interaksi sosial merupakan wujud “silaturrahmi” yang merupakan sunnah Rasul.

Y Optimis dan positif thinking adalah wujud lain dari penghindaran sifat iri, dengki, dan dendam.

Kedua pembahasan ini hanya bagian kecil dari korelasi yang dapat disajikan penulis dalam bentuk tugas yang singkat. Sebenarnya masih ada penjelasan panjang untuk menggambarkan hubungan indah ini.

Jadi, kesimpulannya antara psikologi dan Islam memiliki prinsip yang berbeda namun pelaksanaannya dan tujuannya adalah sama. Penulis memiliki argument bahwa, jika seseorang memahami psikologi dan Islam dengan baik maka ilmu psikologi yang didapat akan menyatu dengan nilai Islam yang dimilikinya. Sebaliknya, jika seseorang lalai dengan objektifitas dan psikologi maka dia bisa meninggalkan agamanya, karena semuanya serba bisa “ditolerir” atau “dimaklumi” sedangkan dalam Islam, yang salah tetap salah dan yang benar tetap benar. Hanya Allah yang tahu dan menilai. Semoga kita termasuk dalam orang-orang yang dipilih dan dijaga hatinya. Amieeen…. :)

5 comments:

admin said...

Mantep, minta artikel dasar-dasar psikologi agama donk, pengen belajar psikologi agama nih :)

www.berkembang.net

IDA FITRIA said...

eh, maaf..baru dibalas sekarang.. dah lama ga ngeblog.. heheh... sekarang pasti dah selesaikan pelajarannya..hihihii..
sorry bgt ya ^^

Unknown said...

Artikelnya sangat membantu..

Hafid Zainul said...

Terima kasih banyak. Artikelnya sangat bermanfaat dan membantu.

pasqualehaber said...

Casino - Mapyro
Get directions, reviews 의왕 출장안마 and 부산광역 출장마사지 information for Casino - Mohegan Sun in Uncasville, CT. Mohegan Sun Hotel 충주 출장마사지 and Casino. 군산 출장샵 604 reviews. Rating: 4.5 · 상주 출장안마 ‎2,026 reviews