Everything are here, "Knowledgement, Supporting, Life Tracking, Art, Entertaiment, Cultural, Anekdot, etc...^^"
Sunday, March 18, 2012
Tulang Rusuk Tak Kan Pernah Tertukar (di copy dari catatan seorang sahabat)
Ijinkan Aku Pergi Memilih Jalan Ini…
Tatapan itu seperti ku kenal, , ,
Wednesday, March 14, 2012
Tiba-Tiba Teringat "JAMPOK"
Jampok [Aceh] is Burung Hantu [Indonesia] or Owl [English], a kind of bird which awakes and works at night and sleeps at the day. Jampok in Acehnese understanding has a different and unique meaning, Jampok is called to person who really love to praise him/herself, always think she or he is the best in this world and actually he/she has nothing. This word is used for formal, serious, informal or kidding term. You can smile when got this word, you can laugh, angry, or everything… ^^ Such a funny story, but I like it, so be ware if some Acehnese say to you, “Bek Lagee Jampok Beh”… ^^ :D
*Full story about this philosophy just can be access in Indonesia and Aceh language ..^_*
Ternyata, istilah ini diawali dengan cerita ke”Nabian di masa lalu. Dalam sebuah Hikayat Aceh yang berujudul “Aneuk Jampok” kita bisa menemukan Riwayat Nabi Sulaiman yang perjalanannya yang dibawa angin seperti dalam cuplikan ini (sumber terlampir):
Nibak Siuroe Nabi Jak Meu en, Ka dengon angen jak keulileng donya.
Lalu kemudian Nabi Sulaiman memanggil semua burung.
Sulaiman neuheuy sigala ciceem, Toeh siri kateem lon bouh keu raja.
Tiba-tiba tanpa ada yang menyuruh hana kom hana salam langsung saja Jampok (Burung Hantu), menyodorkan anaknya agar diangkat menjadi Raja oleh Nabi Sulaiman seperti berikut:
Seuot Po Jampok Hai Teungku Ampon, Nyoepat Sigam long neuboh keuraja
Seubab Sigam long rupa that ceudah, Lagi ngen hebat ngen bulee mata
Mata jih bulat babah meukuweit, Cukop meusaheet Sigam keuraja
Begitu Jampok meyakinkan Nabi Sulaiman dengan sikap pujoe droe (memuji diri sendiri) tanpa malu, sementara beberapa burung lain hanya bisa terdiam dan belum mengeluarkan pendapat mereka. Tiba-tiba Seekor Beurujuk Balee bersuara lantang dan menolak mentah-mentah Sodoran calon dari Sang Jampok yang tidak tahu malu itu.
Teuma Ji seuout Beurujuk Balee, Han kuteem dikee jampouk keu raja
Hana meusoe-soe ka tajak lakee, Golom meuteuntee tajak peutaba
Kemudian Tok-tok Beuragoe juga dengan dengan tegas dan menolak mentah-mentah ajakan Jampok dan dengan sangat arif dan sangat rendah diri.
Lheuh nyan Ji seuout Tok-tok beuragoe, Hana meusoe-soe taboh keu Raja
Tok-tok Beuraghoe ,walaupun dirinya memenuhi syarat dengan sangat santun mengatakan bahwa dirinya walau punya kekuatan namun tidak pernah dan berani meminta agar dirinya ditunjuk menjadi Raja.
Seudangkan dilon Keupiah Beusoe, Hantom siuroe lakee keu Raja.
Begitu ungkap Tok-tok Beuragoe dengan tegas
Ciceem Tiong yang sedari tadi menyimak pembicaraan hanya bisa grop-grop lambong (meloncat-loncat kegirangan) sembil bertepuk dada pertanda bercanda. Berujok Balee hanya bersorak-sorak saja disamping Tiong sambil mengejek Jampok, sementara Ciceem Peureuleeng usil mematuk mata Aneuk Jampok, karena dinilai Jampok teralulu percaya diri, memuji anaknya sendiri dengan mengatakan bahwa, matanya lebih indah disbanding burung lain, padahal matanya cukup mengerikan
Lalu pertemuan burung itu berubah menjadi kirouh (ribut), kemudian Nabi Sulaiman mendamaikan kembali sambil tersenyum ramah, Jampok tersipu malu karena usulannya ditolak langsung oleh beberapa burung lainnya.
Full paper “Hikayat Aneuk Jampok” akses di http://sastrawansamudrapasai.wordpress.com/2011/08/03/etika-memilih-pemimpin-ala-ciceem-telaah-hikayat-aneuk-jampok/
So Guys, “Bek Lagee Jampok” beh… :p
Info tambahan, di Malaysia terdapat jenis burung ini yang sebutannya “Jampok Kubur”
In India or Pakistan disebut “Ullu” [Istilah ini juga sering terdengar dalam bahasa Aceh, apa artinya ya???]
Beberapa gambar jampok
dimulai dari Jampok gampong sampai Jampok kota, Jampok Aceh, jampok ramah, Jampok Indonesia, Jampok Malaysia, berikut foto modelnya :
Thursday, January 12, 2012
Skripsi
IDA FITRIA
Syarifah Faradina, M. Psi., Psikolog
Kartika Sari, M. Psi., Psikolog
Prodi Psikologi Fakultas Kedokteran
Universitas Syiah Kuala
BANDA ACEH-INDONESIA, July 2011
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh menulis pengalaman emosional terhadap penurunan kecemasan sosial pada anak jalanan yang tinggal di panti asuhan. Menulis pengalaman emosional atau menulis peristiwa yang penuh tekanan (stresfull event) menghasilkan kesehatan fisik, kesejahteraan subjektif, dan tingkah laku adaptif tertentu. Kecemasan sosial itu sendiri merupakan perasaan yang dirasakan seseorang sebagai salah satu respon dari kondisi negatif dan suatu situasi yang dirasakan tidak nyaman pada pengalaman tertentu ketika beriteraksi dengan orang lain.
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen-kuantitatif menggunakan one groups pretest-posttest design dengan subjek penelitian sebanyak 20 orang. Subjek penelitian adalah anak jalanan yang tinggal di panti asuhan, berusia antara 13-16 tahun. Instrumen yang dipakai adalah skala kecemasan sosial SKS-R (Skala Kecemasan Sosial Remaja).
Hasil analisis data menunjukkan nilai p = 0,003 (p<0,01) dan penurunan kecemasan sosial sebesar 5,2 dari nilai range mean pada saat pre-post-test. Hasil ini menunjukkan bahwa pemberian perlakuan menulis pengalaman emosional secara signifikan dapat menurunkan kecemasan sosial. Penurunan yang lebih signifikan terjadi pada subjek dengan skala kecemasan sosial berat, yaitu sebesar 12,8 sedangkan pada subjek dengan skala kecemasan sosial sedang, hanya mengalami penurunan sebesar 5,6. Maka pemberian perlakuan menulis pengalaman emosional dapat mereduksi kecemasan sosial terutama bagi mereka dengan skala kecemasan sosial yang berat.
Keywords : Menulis Pengalaman Emosional, Kecemasan Sosial, Anak Jalanan, Panti Asuhan