Wednesday, March 14, 2012

Tiba-Tiba Teringat "JAMPOK"

Thursday, 15 March 2012 ; 8.11 Am

Jampok [Aceh] is Burung Hantu [Indonesia] or Owl [English], a kind of bird which awakes and works at night and sleeps at the day. Jampok in Acehnese understanding has a different and unique meaning, Jampok is called to person who really love to praise him/herself, always think she or he is the best in this world and actually he/she has nothing. This word is used for formal, serious, informal or kidding term. You can smile when got this word, you can laugh, angry, or everything… ^^ Such a funny story, but I like it, so be ware if some Acehnese say to you, “Bek Lagee Jampok Beh”… ^^ :D

*Full story about this philosophy just can be access in Indonesia and Aceh language ..^_*


Akhir-akhir ini selama mulai bergelut dengan tulisan-tulisan ilmiah dan harus menukar alarm biological untuk tidur di siang hari dan bangun dimalam hari, tiba-tiba jadi teringat “Jampok”. Kata-kata ini merupakan kata yang paling familiar bagi orang Aceh pada umumnya. Selanjutnya istilah jampok bukanlah sekedar untuk menggambarkan bekerja/bangun di malam hari dan tidur di siang hari, namun ada filosofi yang lebih menarik dan unik untuk sebutan, “Bek Lagee Jampok Beh” !!!

Orang Aceh sangat suka dengan kata-kata ini. Bek lagee jampok artinya, jangan merasa kalau dirinyalah yang paling hebat, atau jangan suka memuji diri. Kata-kata ini juga dipakai dalam sapaan, candaan, bahkan mungkin kritikan. Tapi seringnya kata ini di alihkan maknanya untuk case ringan-ringan saja lah. Dulu saya pernah mendengar kisah ini dari cerita-cerita nenek, tapi sekarang jadi lupa semuanya. Hmm.. harusnya cerita seperti ini tetap diperbaharui dan diingat sebagai khasanah sejarah budaya bangsa, ini merupakan filosofi yang menarik dalam penggunaan istilah bahasa. Mulai penasaran lagi dengan asal mula istilah ini, sayapun mencari beberapa sumber untuk mendiskripsikan kembali mengapa orang yang suka memuji dirinya sendiri disebut “JAMPOK”..

Ternyata, istilah ini diawali dengan cerita ke”Nabian di masa lalu. Dalam sebuah Hikayat Aceh yang berujudul “Aneuk Jampok” kita bisa menemukan Riwayat Nabi Sulaiman yang perjalanannya yang dibawa angin seperti dalam cuplikan ini (sumber terlampir):

Nibak Siuroe Nabi Jak Meu en, Ka dengon angen jak keulileng donya.


Lalu kemudian Nabi Sulaiman memanggil semua burung.


Sulaiman neuheuy sigala ciceem, Toeh siri kateem lon bouh keu raja.


Tiba-tiba tanpa ada yang menyuruh hana kom hana salam langsung saja Jampok (Burung Hantu), menyodorkan anaknya agar diangkat menjadi Raja oleh Nabi Sulaiman seperti berikut:


Seuot Po Jampok Hai Teungku Ampon, Nyoepat Sigam long neuboh keuraja

Seubab Sigam long rupa that ceudah, Lagi ngen hebat ngen bulee mata

Mata jih bulat babah meukuweit, Cukop meusaheet Sigam keuraja


Begitu Jampok meyakinkan Nabi Sulaiman dengan sikap pujoe droe (memuji diri sendiri) tanpa malu, sementara beberapa burung lain hanya bisa terdiam dan belum mengeluarkan pendapat mereka. Tiba-tiba Seekor Beurujuk Balee bersuara lantang dan menolak mentah-mentah Sodoran calon dari Sang Jampok yang tidak tahu malu itu.


Teuma Ji seuout Beurujuk Balee, Han kuteem dikee jampouk keu raja

Hana meusoe-soe ka tajak lakee, Golom meuteuntee tajak peutaba


Kemudian Tok-tok Beuragoe juga dengan dengan tegas dan menolak mentah-mentah ajakan Jampok dan dengan sangat arif dan sangat rendah diri.

Lheuh nyan Ji seuout Tok-tok beuragoe, Hana meusoe-soe taboh keu Raja

Tok-tok Beuraghoe ,walaupun dirinya memenuhi syarat dengan sangat santun mengatakan bahwa dirinya walau punya kekuatan namun tidak pernah dan berani meminta agar dirinya ditunjuk menjadi Raja.


Seudangkan dilon Keupiah Beusoe, Hantom siuroe lakee keu Raja.


Begitu ungkap Tok-tok Beuragoe dengan tegas

Ciceem Tiong yang sedari tadi menyimak pembicaraan hanya bisa grop-grop lambong (meloncat-loncat kegirangan) sembil bertepuk dada pertanda bercanda. Berujok Balee hanya bersorak-sorak saja disamping Tiong sambil mengejek Jampok, sementara Ciceem Peureuleeng usil mematuk mata Aneuk Jampok, karena dinilai Jampok teralulu percaya diri, memuji anaknya sendiri dengan mengatakan bahwa, matanya lebih indah disbanding burung lain, padahal matanya cukup mengerikan

Lalu pertemuan burung itu berubah menjadi kirouh (ribut), kemudian Nabi Sulaiman mendamaikan kembali sambil tersenyum ramah, Jampok tersipu malu karena usulannya ditolak langsung oleh beberapa burung lainnya.

Full paper “Hikayat Aneuk Jampok” akses di http://sastrawansamudrapasai.wordpress.com/2011/08/03/etika-memilih-pemimpin-ala-ciceem-telaah-hikayat-aneuk-jampok/


So Guys, “Bek Lagee Jampok” beh… :p

Info tambahan, di Malaysia terdapat jenis burung ini yang sebutannya “Jampok Kubur”

In India or Pakistan disebut “Ullu” [Istilah ini juga sering terdengar dalam bahasa Aceh, apa artinya ya???]


Beberapa gambar jampok

dimulai dari Jampok gampong sampai Jampok kota, Jampok Aceh, jampok ramah, Jampok Indonesia, Jampok Malaysia, berikut foto modelnya :




t

4 comments:

pelita hayati said...

ibu rina suka burung hantu ka :D

setelah mendengar cerita jampok jadi dapat ilmu baru bahawa sanya jampok adalah nama lain dari burung hantu

mengutip satu hadis:
Ada tiga perkara yang membinasakan, yaitu hawa nafsu yang dituruti, kekikiran yang dipatuhi, dan seorang yan gmembanggakan dirinya sendiri. (HR. Athabrani dan Anas)

semoga kita cuma suka burung hantu,, jangan jadi jampok :D

Siti Rahmah said...

mantap k ida.. lanjutkan! :D

IDA FITRIA said...

hehehe...iya iya.. ini pelita sudah membawa pesan2 hadist lagi...huhuhuhu...
Alhamdulillah ya..

syahar banu said...

aku hidup juga kaak burung hantu, pengennya siang tidur. tapi karna kuliah, terpaksa siang mesti bangun. Kalau weekend dan g ada acara, i m really start my day at 18.00 wib.
I m proud of u ida, u always make people know about "kearifan lokal" aceh.